Breaking News

Lirik Lagu Sayur Kol Punya 2 Versi, Apa Perbedaannya?

Ilustrasi Kol

Jakarta - Lagu Sayur Kol menjadi viral setelah video anak kecil dan adiknya tersebar di media sosial. Anak kecil ini terlihat percaya diri dengan merekam videonya sendiri.

Dalam media sosial Instagram, terdapat 12 ribu unggahan dengan tagar sayur kol. Jumlah ini ditaksir akan terus bertambah seiring banyaknya reaksi dari warganet."...Makan daging anjing dengan sayur kol..." sepenggal lirik lagu "Sayur Kol" ini sepertinya yang paling diingat.



Lirik ini mengundang perhatian berbagai kalangan baik anak-anak hingga dewasa. Namun, tahukah Anda bila lagu Sayur Kol memiliki dua versi lirik?

Iwan Raus, seorang alumni Himpunan Mahasiswa Sejarah angkatan 1983 menyatakan lagu itu diajarkan oleh teman sepermainannya yang juga dosen di Unpad. Menurutnya, lagu itu merupakan lagu kesukaannya yang biasa dinyanyikan tanpa alat musik.

"Lagu ini sebagai ungkapan kebahagiaan," 

Meskipun begitu, Iwan mengaku ada perbedaan lirik dari Sayur Kol yang viral dengan lagu 
semasa ia kuliah. Lirik "...makan daging anjing dengan sayur kol..." itu dengan "...makan gulai anjing dengan sayur kol..."

Berikut lirik lengkapnya:

Waktu aku datang di Siborong-borong

Datang hujan turun dengan lebatnya

Sejak pagi tadi aku belum makan

Tak ada saudara aku di sana

Untung datang gadisnya siborong

Wajahnya kehitam-hitaman

Diajaknya aku datang ke rumahnya

Makan gulai anjing dengan sayur kol

Fungsi Lagu Sayur Kol

Ilustrasi Kol

Sebelumnya, Hikmat Kurnia, alumnus Universitas Padjajaran (Unpad) angkatan 1986 menyebut lagu Siborong-borong dikenal sebagai lagu penyemangat Mahasiswa Himpunan Sejarah di kampusnya dahulu.

Ketua Ikatan Alumni Unpad ini mengatakan lagu Sayur Kol pun kerap dinyanyikan di masa orientasi mahasiswa baru, rapat, hingga reuni alumni. Berbeda dengan Iwan, ia menyebut kata 'anjing' dalam lirik lagu yang disampaikan dengan penuh penekanan itu merupakan ungkapan luapan kekesalan.

"Lagu ini sangat berkesan bagi saya," ungkapnya.

Hikmat mengaku bahwa ia diajari oleh Iwan Raus. Mahasiswa asal Medan itu disebut sebagai senior ramah yang bisa menyatukan suhu mahasiswa. Karena diajari Iwan, ia sampai mengira lagu tersebut merupakan lagu ciptaan seniornya. Apalagi, dalam lagu tersebut ada lirik "...Namboru Panjaitan...", salah satu marga suku Batak. (Alfarisi Maulana)




Tidak ada komentar