Breaking News

Misteri Kursi Kosong di Venue Asian Games dan Tiket yang Habis Terjual

Misteri Kursi Kosong di Venue Asian Games dan Tiket yang Habis TerjualKursi kosong di Istora saat digelar final bulutangkis beregu putra Asian Games 2018 (20Detik)
ShioMonyet - Pada beberapa cabang olahraga Asian Games 2018, tribun ada yang kosong. Padahal di luar stadion ratusan orang bersusah payah mencari tiket pertandingan. Kenapa?

Salah satu peristiwa yang paling mencolok terkait tiket pertandingan Asian Games 2018 terjadi pada Rabu (22/8/2018) lalu. Berbarengan dengan Hari Raya Idul Adha, digelar partai final bulutangkis beregu putra antara Indonesia dengan China.

Sejak pagi ratusan orang sudah menyerbu tiket box yang disiapkan. Sebagian dapat, sebagian yang lain harus menerima kenyataan pahit cuma bisa mendoakan dan mendukung Anthony Ginting dkk dari luar.


Namun saat laga final digelar, pada beberapa titik di Istora terlihat kosong. Kondisi serupa terjadi pada cabang olahraga voli, yang dilangsungkan di Bulungan.

"Banyak yang bertanya kepada saya soal tiket Asian Games 2018. Dari beragam pertanyaan yang masuk, umumnya pesan yang ingin disampaikan sama, yakni 'kenapa tiket habis sedangkan masih ada kursi kosong di dalam stadion?'," tulis Ketua INASGOC, Erick Thohir, dalam rilis yang diterima detikSport.

"Perlu diketahui bersama bahwa secara umum bangku yang ada di stadion tempat berlangsungnya ajang multievent terbagi pada dua jenis. Yang pertama adalah bangku umum yang dijual terbuka. Jenis kedua adalah bangku khusus yang tak dijual. Bangku yang dijual terbuka ini angkanya paling banyak. Inilah yang selama ini dijual pada masyarakat dan cepat habis. Sedangkan bangku yang tidak dijual biasanya merupakan bangku khusus untuk wartawan, atlet, perwakilan negara peserta, federasi olahraga dunia, hingga perwakilan sponsor. Nah, yang kerap anda saksikan ada beberapa yang kosong adalah bangku jenis kedua ini," papar Erick.

Erick menjelaskan kalau bangku-bangku kosong tersebut juga ditemui pada multi event lain. Termasuk di Asian Games edisi sebelumnya dan juga Olimpiade di London pada 2012.


Bangku-bangku itu, lanjut Erick, tak selalu kosong. Di tengah pertandingan berlangsung beberapa perwakilan negara sahabat ada yang baru datang. Soalnya perwakilan negara sahabat itu memang harus mengecek atlet-atletnya yang bertanding di beberapa venue pada saat bersamaan.

"Bangku khusus ini adalah aturan yang berlaku di setiap multievent. Panitia diwajibkan memberi fasilitas bangku khusus kepada sejumlah pihak yang berkaitan langsung dengan atlet, kontingen, atau penyelenggaraan ajang multievent. Sehingga alokasi bangku khusus ini menjadi sebuah standar kelaziman yang berlaku umum di setiap multievent," tambah pria yang juga menjabat chairman Inter Milan ini.

Bangku-bangku tak dijual ke umum dan dibiarkan kosong juga demi alasan keamanan. Sebab stadion tetap memerlukan beberapa ruang kosong untuk pergerakan petugas keamanan di tribun maupun jalur evakuasi. Dikatakan Erick, ini adalah standar operasi keamanan yang berlaku untuk kepentingan darurat.


Demi mensiasati keterbatasan daya tampung venue sementara antusiasme penonton sangat banyak, INASGOC disebut Erick sudah menguapayakan memasang layar raksasa. Layar untuk nobar itu berada di kompleks Gelora Bung Karno.

"Ini sebagai salah satu wadah menampung besarnya antusiasme. Sebab kami sadar antusiasme yang berjumlah puluhan bahkan ratusan ribu itu tak sebanding dengan kapasitas bangku stadion, seperti Istora, yang hanya sanggup menampung 7.166 orang," kata Erick lagi.
(din/krs)

Tidak ada komentar