Promosi Film 'Something In Between' Bareng Amanda Rawles, Naufal Samudra Sempat Di DO Dari Sekolah
Dalam Film Ini, Amanda Mengaku Tertantang Hingga Ia Harus Melakukan Riset Terlebih Dahulu Lantaran Berlatar SMA Tahun 2000-An.
- ShioMonyet- Amanda Rawles dan Naufal Samudra kembali menjalani syuting film sama yakni "Something in Between". Tak hanya mereka, film itu juga dimeriahkan aktor tampan Jefri Nichol.
Berkisah tentang percintaan anak SMA dan keluarga, Naufal pun menceritakan pengalaman sekolahnya dulu. Laki-laki kelahiran tahun 1999 ini mengaku pernah di drop out (DO) alias dikeluarkan dari sekolah. Lantaran Naufal mengerjai kepala sekolah dengan menaruh sambal di makan siangnya.
"Ngerjain kepala sekolah. Dia kan gak suka pedes ya, dan gue apal tiap kali jam 12 makan siang dia pesan burger," kata Naufal ditemui ShioMonyet saat promosi film di SMA Kopri Bekasi, pada Jumat (31/8). "Pesen sama orang kantinnya, burger isinya cabe, cuka, pas dimakan gak tahu gimana caranya dia tahu. Di DO langsung. Tetap lanjut sekolah. Gak kapok ngisengin. Gak sesadis itu. Itu jadi pelajaran buat gue."
Sedangkan bagi Amanda, dara cantik bintang "The Perfect Husband" ini juga pernah menjalani home schooling sebelum sekolah formal. Diungkapkan Amanda jika ia tidak bisa merasakan keseruan layaknya sekolah formal seperti biasanya. Kendati bagitu, bagi Amanda home schoolingyang ia jalani membuatnya lebih fokus menerima pelajaran.
"Aku dulu pernah sekolah formal dulu sebelum home schooling. Jadi pernah merasakan seru-seruan masa sekolah, SMP dan SMA," kata Amanda. "Beda banget ya, kesepian. Gue home schooling-nya bukan komunitas, udah kayak les privat. Bener-bener sama guru. Sepi tapi lebih fokus."
Lebih lanjut, film "Something in Between" ini berkisah tentang masa remaja di era tahun 2000-an. Naufal menjelaskan jika ada perbedaan jauh mengenai cara pendekatan alias PDKT jika ingin pacaran dengan lawan jenis.
"Beda banget. Teknologi maju, lebih individualistis. Mau nembak cewek tinggal follow medsosnya, lalu DM," lanjut Naufal. "Jaman dua ribuan harus ketemu di sekolah. Harus lebih reality talk, sekarang lebih virtual. Kalau aku berpikir perempuan jangan dideketin lewat gadget. Harus dengan diri sendiri aja."
Sementara itu, bagi Amanda, film ini memberikan pesan moral mengenai sisi kekeluargaan juga percintaan anak SMA. Berlatar tahun 2000, Amanda mengaku tertantang hingga ia harus melakukan riset terlebih dahulu mengenai gaya bergaul dan bahasa.
Tidak ada komentar